Waspadai 4 Tindak Mencurigakan dalam Procurement Fraud

Waspadai 4 Tindak Mencurigakan dalam Procurement Fraud

Penelitian terbaru dari perusahaan konsultan pajak dan audit, Crowe UK bersama dengan Centre for Counter Fraud Studies (CCFS) Universitas Portsmouth mengungkapkan dalam laporan The Financial Cost of Fraud 2018 bahwa perusahaan tambang menyumbang 51% kerugian untuk procurement fraud. Sedangkan procurement fraud di Inggris diperkirakan mengalami kerugian miliaran pound setiap tahunnya.

Procurement fraud adalah jenis fraud yang terjadi pada pengadaan barang di perusahaan swasta maupun institusi pemerintah. Jenis kecurangan ini amat sering terjadi dan tak mudah dideteksi, dibuktikan atau dituntut ke meja hijau lantaran banyak pihak terlibat, terutama pihak internal dan dapat terjadi di berbagai tahap siklus hidup procurement. Procurement fraud merupakan jenis kecurangan yang paling sulit diberantas. Berdasarkan laporan Indonesia Procurement Watch (ICW), 70% dari kasus korupsi di Indonesia berasal dari pembelian barang dan jasa.

Tindak mencurigakan

Setiap fraud pasti didasari oleh tindakan mencurigakan (red flags), tak terkecuali procurement fraud. Dengan mengenali red flags, kita dapat lebih waspada terhadap adanya indikasi fraud sehingga hal tersebut bisa dicegah dan kerugian perusahaan bisa diminimalisir. Berikut adalah red flags yang kemungkinan terjadi pada procurement fraud:

  1. Adanya pengajuan penawaran yang mencurigakan seperti persaingan yang terbatas, pemenang bidder membagi pekerjaannya kepada bidder lain yang kalah atau bahkan tidak mengikuti penawaran, penawaran yang hanya cocok pada satu bidder, atau semua pengajuan penawaran dilakukan oleh kontraktor yang sama. Hal ini mengindikasikan adanya manipulasi nilai kontrak atau tawaran dan juga menetapkan harga sebelum dimulainya penawaran.
  2. Untuk menguntungkan pemasok tertentu, perusahaan melanggar persetujuan yang telah dibuat dengan mengubah kebutuhan atau waktu kontrak kapan saja, melakukan pemecahan kontrak, dan banyaknya pengadaan untuk barang/jasa yang sama.
  3. Memberikan hadiah yang tidak perlu kepada bidder yang memenangkan penawaran—atau bahkan bidder memintanya dengan alasan sebagai imbalan karena telah memenangkan penawaran.
  4. Konflik kepentingan yang dibuktikan dengan adanya hubungan dekat antara kontraktor atau perusahaan dengan bidder. Dan lainnya.

Upaya mencegah

Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Walaupun jenis kecurangan ini yang paling kompleks untuk diberantas dan tak mungkin benar-benar diberantas hingga habis, namun kecurangan ini bisa diminimalkan dengan menerapkan aksi-aksi pencegahan yang tepat, yaitu menerapkan kontrol internal perusahaan untuk mengevaluasi manajemen, membuat kanal aduan agar setiap indikasi fraud bisa dilaporkan, dan menyeleksi karyawan maupun vendor dengan melakukan due diligence sebelum melakukan procurement.

Integrity Indonesia sebagai perusahaan yang bergerak di bidang kepatuhan selama lebih dari lima belas tahun sudah dipercaya oleh klien untuk memberikan layanan di antaranya yaitu Employment Background Screening, Canary WBS, due diligence, dan investigasi fraud. Cegah perusahaan Anda dari kerugian, hubungi kami untuk informasi lebih lanjut tentang layanan kepatuhan lainnya.

 

Baca Juga:

Supply Chain Fraud di Tengah Pandemi

Fraud Oleh Eksekutif Perusahaan Timbulkan Kerugian Terbesar

 

Ditulis oleh: Aqilla

Image by mohamed Hassan from Pixabay

Bagikan artikel


ANGGOTA DARI

KANTOR PUSAT

ALAMAT

Jl. RS. Fatmawati Raya No. 57-B, Cilandak Barat, Jakarta 12430, Indonesia

TELEPON

SUREL

BERLANGGANAN BULETIN

Dapatkan perkembangan berita dan wawasan industri

    REFERAL KAMI

    Hak Cipta – INTEGRITY – Hak Cipta Dilindungi Undang-undang © 2023 – Kebijakan Privasi | Persyaratan Layanan| Content Protection by DMCA.com