Metode Skema Billing Paling Merugikan yang Perlu Perusahaan Anda Ketahui
Report to The Nation 2020 mencatat bahwa kategori penyalahgunaan aset menempati posisi pertama sebagai occupational fraud yang paling banyak terjadi, dengan persentase 86%. Dalam kasus penyalahgunaan aset, terdapat beberapa metode yang dilakukan oleh pelaku fraud. Metode yang paling sering digunakan adalah skema billing sebesar 20%, menjadikan metode ini sebagai metode dengan risiko kerugian paling besar.
Skema billing adalah metode pelaku fraud untuk mencuri uang organisasi dengan mengeksploitasi proses billing. Salah satu modusnya adalah pelaku fraud mendirikan perusahaan fiktif (shell company) yang seolah-olah merupakan penyuplai atau rekanan atau kontraktor sungguhan. Perusahaan fiktif ini akan dijadikan sebagai sarana untuk mengalirkan dana secara tidak sah ke luar perusahaan.
Contoh dari kasus skema billing adalah kasus proyek PT Waskita Karya Tbk. pada tahun 2019 lalu. PT Waskita mendirikan perusahaan subkontraktor fiktif untuk mengalirkan dana dari proyek-proyek konstruksi yang dikerjakan oleh PT Waskita. Empat perusahaan subkontraktor fiktif seolah-olah mengerjakan proyek—yang sebenarnya dikerjakan perusahaan lain—lalu pembayaran yang diberikan oleh PT Waskita kepada perusahaan fiktif tersebut akan kembali lagi menjadi milik PT Waskita dan disimpan oleh sejumlah pihak untuk kepentingan pribadi.
Mengungkap Risiko dengan Due Diligence
Kasus skema billing akan menimbulkan dampak negatif pada kesehatan keuangan perusahaan, efektivitas operasional, dan reputasi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan publik dan swasta perlu mengambil tindakan preventif dengan menerapkan kontrol internal yang komprehensif. Salah satu elemen pengendalian internal adalah uji tuntas pada calon mitra atau pihak ketiga perusahaan.
Due diligence merupakan sebuah proses investigasi atau audit terhadap produk atau investasi potensial—dalam hal ini bisnis yang akan dibeli—untuk memastikan kebenaran semua materi yang dilaporkan. Gagasan due diligence adalah untuk mengungkap kemungkinan risiko potensial pada pihak ketiga atau mitra kerja potensial. Jika pihak ketiga terlibat dalam penipuan atau kesalahan lainnya, reputasi perusahaan sebagai mitra juga berisiko meskipun perusahaan tidak terlibat langsung dalam pelanggaran. Oleh karena itu, due diligence meminimalkan risiko reputasi perusahaan.
Kenali Vendor Anda
Integrity Indonesia sebagai perusahaan terpercaya dalam industri kepatuhan menawarkan kepada Anda layanan uji tuntas yang komprehensif melalui Know Your Vendor. Layanan Know Your Vendor membantu klien kami mengurangi risiko rantai pasokan dengan memberikan panorama yang terkonsolidasi untuk uji tuntas pada pihak ketiga.
Dengan menggunakan teknologi terbaru untuk memantau rantai pasokan klien, Know Your Vendor memungkinkan klien untuk mengimpor vendor mereka dan memberikan kepada masing-masing mereka sebuah kuesioner yang merupakan langkah penting untuk proses due diligence. Klien dapat mengikuti perkembangan due diligence, serta mengakses laporan dan skor dengan cara yang mudah. Jangan tunda kenali vendor Anda, hubungi kami hari ini.
Penulis: Aqilla Nasya
Editor: Putri