Efektivitas whistleblowing dan forensik digital ungkap fraud bermodus manipulasi data

whistleblowing digital forensics

Efektivitas whistleblowing dan forensik digital ungkap fraud bermodus manipulasi data

whistleblowing digital forensicsDalam kasus penipuan dan kecurangan (fraud) di lingkungan kerja, para pelaku tidak sekadar menyusun skema rumit untuk menipu organisasi, tetapi juga menggunakan berbagai teknik untuk menyembunyikan aktivitas terlarang mereka—salah satunya adalah manipulasi data.

Teknik ini banyak ditemukan dalam kasus-kasus fraud besar seperti Enron, Theranos, Olympus, dan juga kasus terbaru yang terjadi di Indonesia, yaitu kasus Wika. Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang konstruksi ini diduga telah memanipulasi laporan keuangan. 

Pengungkapan kasus-kasus tersebut terjadi melalui berbagai cara, salah satunya adalah melalui whistleblowers yang berasal dari berbagai latar belakang, seperti karyawan, mantan karyawan, jurnalis investigasi, dan masyarakat umum. Efektivitas whistleblowing dan juga peran forensik digital dalam mengungkap fraud menjadi kunci dalam proses investigasi selanjutnya.

Manipulasi laporan dengan mengubah bukti 

Manipulasi laporan dengan mengubah bukti dan data bukanlah hal asing dalam kasus-kasus fraud yang terjadi di korporasi. Menurut data Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), manipulasi data dapat dilakukan melalui berbagai macam metode, seperti melakukan perubahan pada bukti yang ada (52%) dan menciptakan dokumen pendukung palsu untuk mengubah data (57%).

Dalam upaya mencapai tujuannya, para pelaku fraud sering kali menciptakan atau memanipulasi dokumen palsu seperti faktur, kuitansi, laporan keuangan, dan dokumen lainnya. Tindakan ini bertujuan untuk menciptakan ilusi legitimasi dan mempersulit pendeteksian kecurangan, sehingga aktivitas terlarang mereka tampak lebih sah dan meyakinkan.

Metode rekayasa data tersebut sering dilakukan oleh pelaku dengan posisi eksekutif (48%) dan pelaku kunci yang mempunyai akses luas ke dalam data tersebut. Hal inilah yang membuat kasus seperti ini sulit untuk terdeteksi, baik oleh auditor internal maupun eksternal. 

Selanjutnya, bagaimana peran forensik digital dalam mengungkap kasus manipulasi data? 

  1. Identifikasi Bukti Digital: forensik digital membantu mengidentifikasi dan mengumpulkan bukti digital dari berbagai sumber, termasuk perangkat komputer, telepon seluler, tablet, dan perangkat lainnya.
  2. Analisis: Tim ahli forensik digital melakukan analisis mendalam terhadap bukti digital yang ditemukan untuk mengidentifikasi aktivitas yang mencurigakan, jejak peristiwa, dan keterlibatan pihak terkait.
  3. Pemulihan Data: Ketika data hilang atau dihapus secara sengaja atau tidak sengaja, forensik digital membantu dalam pemulihan data yang mungkin berperan penting dalam penyelidikan.
  4. Validasi Bukti: Forensik digital memastikan integritas dan validitas bukti digital. Forensik digital mematuhi standar tertentu untuk memastikan bahwa bukti digital yang ditemukan dapat diandalkan, tidak berubah, dan dapat diterima sebagai bukti dalam pengadilan atau investigasi hukum.
  5. Penyusunan Laporan: Setelah analisis selesai, temuan, metode, dan kesimpulan yang relevan dengan proses penyelidikan yang telah dilakukan sebelumnya dirangkum dalam laporan forensik dan dapat digunakan sebagai bukti kuat saat di persidangan. 

Whistleblower ungkap kasus

Peran penting sistem whistleblowing yang kuat juga turut memberikan sumbangsih besar dalam pengungkapan kasus. 

Tidak ada kejahatan yang sempurna. Pihak auditor bisa saja kesulitan dalam menelisik kecurangan yang disebabkan oleh manipulasi data laporan, tetapi dengan bantuan informasi (bisa berupa dugaan, informasi trivia, atau fakta tidak langsung) dari pelapor yang mengetahui modus tersebut, kasus bisa diungkap lebih dalam. 

Kasus Wika adalah contoh bagaimana dugaan kecurangan ini terungkap berkat pelaporan dari salah satu krediturnya yang menemukan kejanggalan pada laporan keuangan 2021 dan 2022. Hal ini membuktikan efektivitas sistem whistleblowing di dalam organisasi untuk mendeteksi modus fraud.

Sistem whistleblowing menyediakan saluran yang aman dan rahasia bagi whistleblower untuk menyampaikan kekhawatiran ataupun kecurigaan mereka. Pengetahuan mereka memungkinkan mereka untuk mengungkapkan dan memberikan penjelasan rinci tentang bagaimana kejahatan tersembunyi dilakukan. 

Sistem whistleblowing yang kuat juga memungkinkan pelapor memberikan bukti pendukung untuk memperkuat laporan mereka. Mereka mungkin memiliki salinan penyembunyian seperti dokumen, email, atau korespondensi lain yang mengungkapkan tujuan fraud atau proses penyembunyiannya. 

Bukti ini berfungsi sebagai sumber penting bagi penyelidik yang memungkinkan mereka membangun kasus yang kuat melawan pelaku terduga dan membuktikan tuduhan.

Dengan demikian, peran serta efektivitas whistleblowing dan forensik digital membentuk fondasi yang kokoh dalam menjaga integritas organisasi dan melindungi kepentingan para pemangku. Dengan peran whistleblower yang berani melangkah maju dan menyampaikan informasi sensitif, serta analisis canggih dari tim ahli forensik digital, kasus-kasus fraud yang melibatkan manipulasi data dapat terungkap dengan lebih cepat dan akurat.

Dengan menggabungkan keduanya, perusahaan dapat mengungkap kecurangan sedini mungkin dan mengurangi potensi kerugian.

Image by Freepik

Bagikan artikel


ANGGOTA DARI

KANTOR PUSAT

ALAMAT

Jl. RS. Fatmawati Raya No. 57-B, Cilandak Barat, Jakarta 12430, Indonesia

TELEPON

SUREL

BERLANGGANAN BULETIN

Dapatkan perkembangan berita dan wawasan industri

    REFERAL KAMI

    Hak Cipta – INTEGRITY – Hak Cipta Dilindungi Undang-undang © 2023 – Kebijakan Privasi | Persyaratan Layanan| Content Protection by DMCA.com