Melawan obat palsu: Saat harga nyawa konsumen setipis kemasan
Obat palsu, sebuah momok yang mengintai kini kian licin di pasaran. Harga yang relatif lebih murah dari produk aslinya meningkatkan kemungkinan konsumen untuk membeli dan mengonsumsinya.
Selain harga, salah satu indikator yang paling jamak digunakan untuk membedakan antara obat abal-abal dengan obat asli adalah kemasannya. Sayangnya, semakin maju teknologi teknik cetakan, semakin sulit keduanya dibedakan.
Menurut data, 1 dari 10 produk kesehatan yang beredar di negara berkembang adalah palsu. Ini menjadikannya sebagai masalah kesehatan masyarakat secara global yang serius.
Meski sudah diketahui sebagai salah satu masalah kesehatan global, produk dan peredaran obat-obatan ini tidak mudah untuk dihentikan. Satu alasan utamanya adalah adanya kesenjangan antara permintaan dan pasokan obat-obatan.
Celah tersebut menjadi ceruk yang menawarkan keuntungan miliaran Dollar bagi semua pihak yang bermain di dalamnya, termasuk para mafia terorganisir yang mengelola bisnisnya.
Sebagai contoh, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dalam laporan terbarunya menyoroti konsekuensi dari perdagangan obat palsu intens di negara-negara berpendapatan menengah kebawah, mencantumkan mengapa peredaran obat palsu sulit dihentikan. Keberlangsungan bisnis tersebut dipicu oleh kelangkaan produk farmasi, ketergantungan impor, dan keterlibatan berbagai jaringan klandestin dan resmi, sehingga kelangkaan obat-obatan di daerah-daerah tersebut meningkatkan potensi pasar bagi mafia obat palsu untuk memasarkan produk dengan leluasa.
Pendeteksian obat palsu
Ada beragam definisi untuk mendeskripsikan obat palsu. Dari sisi produsennya, obat palsu adalah jenis obat yang diproduksi oleh pihak yang tidak mempunyai izin, sehingga tidak bisa dipertanggungjawabkan kualitasnya.
Dilansir dari laman resmi Badan Kesehatan Dunia (WHO), counterfeit medicine dikategorikan menjadi beberapa substandard medical product. Obat palsu dapat berisi bahan aktif yang benar dengan dosis yang tidak sesuai, bahan aktif yang salah, atau bahkan tidak berisi bahan aktif sama sekali. Beberapa bahkan hanya berisi tepung atau gula.
Dengan kriteria tersebut, produk ini mempunyai potensi membahayakan bagi konsumen. Skema yang bisa muncul adalah obat-obatan tersebut tidak mempunyai daya guna sehingga penyakit pasien semakin parah dan atau kandungan dalam obat tersebut mempunyai efek samping. Bisa pula kandungan dalam obat tersebut kontradiktif dengan senyawa lain sehingga menimbulkan efek fatal bagi kesehatan.
Peredaran obat palsu di Indonesia
Dalam konteks Indonesia, terdapat beberapa modus yang sering dilakukan oleh para pelaku peredaran obat palsu, antara lain dengan menempelkan stiker Badan Pengawas Obat dan Makanan palsu pada kemasan obat, menjual obat melalui toko online yang tidak terdaftar, atau mengedarkan obat-obatan yang kadaluarsa bahkan tidak memiliki izin edar seperti toko obat kuat yang biasa terletak di pinggir jalan.
Modus serupa ditemukan di Semarang, Jawa Tengah, di mana terdapat fasilitas ilegal yang memproduksi obat palsu dengan mengemas ulang obat generik menjadi obat bermerek. Tujuan dari aksi ini adalah untuk menargetkan harga jual yang lebih tinggi, termasuk pengemasan ulang obat kadaluarsa. Hasil penyelidikan Badan POM dan Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia mengungkapkan, obat yang sudah dikemas ulang tersebut didistribusikan oleh pelaku ke apotek di wilayah Jabodetabek.
Modus operandi ini tidak hanya menipu konsumen tetapi juga menimbulkan ancaman yang signifikan bagi kesehatan masyarakat. Kendati demikian, terdapat sejumlah cena sebagai patokan awam:
- Kualitas kemasan biasanya kurang baik, kita dapat membandingkan dengan kemasan obat sebelumnya khususnya untuk obat yang sering dikonsumsi;
- Tampilan kemasan berbeda, seperti penggunaan desain lama sementara desain kemasan produk asli sudah diperbarui;
- Cetakan nomor/informasi pada kemasan tidak jelas
- Nama produsen berbeda/tidak dikenal
- Pada kemasan tidak terdapat nomor izin edar
Bersama melawan obat palsu
Pembuatan dan penjualan barang haram ini merupakan ancaman serius bagi kesehatan dan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, perusahaan farmasi dan pihak terkait perlu bekerja sama dalam memerangi produk palsu ini. Berbekal layanan pencegahan penipuan, deteksi, dan mitigasi, Integrity Asia menjadi salah satu penyedia layanan anti-pemalsuan untuk membantu perusahaan farmasi dan pihak berwenang memerangi produk palsu.
Layanan kami meliputi investigasi merek dagang, non-use investigation, anti-counterfeiting, dan investigasi perdagangan paralel. Dalam melakukan penyelidikan produk palsu, Integrity Asia menerapkan juga metode OSINT dan HUMINT. Kedua langkah ini ditempuh untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi produsen dan penjual produk palsu
Adam
Image by Freepik