Harga yang harus dibayar karena mengabaikan screening calon karyawan

Harga yang harus dibayar karena mengabaikan screening calon karyawan

pre-employment screeningReputasi merupakan aset intangible bagi perusahaan yang memengaruhi tingkat kepercayaan konsumen. Reputasi yang tercoreng adalah mimpi buruk bagi setiap perusahaan, terlebih jika disebabkan oleh perbuatan oknum karyawannya, seperti kasus penipuan yang baru saja terjadi di Indonesia. Risiko ini sebenarnya dapat diminimalkan dengan melakukan pre-employment background screening atau pengecekan latar belakang calon karyawan.

Reputasi perusahaan dipertaruhkan

Kasus ini menjadi viral di media sosial setelah korban menceritakan bahwa penipuan yang terjadi padanya dilakukan oleh seorang oknum sales dari perusahaan diler merek mobil ternama. Penipuan dilakukan dengan meminta calon konsumen mentransfer uang booking fee mobil ke rekening pribadinya. Calon konsumen tidak menaruh curiga karena oknum memakai seragam dan ID card perusahaan, serta memberikan kartu nama perusahaan.

Setelah uang ditransfer, oknum pelaku mengirimkan surat pemesanan kendaraan (SPK) dan kwitansi kepada calon konsumen yang kemudian diketahui adalah palsu. Melalui media sosialnya, perusahaan mengklarifikasi bahwa oknum tersebut statusnya masih in training. Perusahaan kemudian memberikan ganti rugi kepada korban dan berjanji untuk memperketat proses rekrutmen. Namun, uang ganti rugi tersebut tentunya tidaklah seberapa besar dibanding risiko kerugian reputasi yang harus ditanggung oleh perusahaan tersebut. Sayangnya, kasus ini bukan yang pertama kali terjadi.

Screening menjaga reputasi

Rekrutmen merupakan tahap awal investasi perusahaan. Seperti investasi pada umumnya, risiko kerugian tentu saja ada. Salah merekrut kandidat tak hanya berisiko secara finansial tetapi juga reputasi, seperti pada kasus di atas. Dengan melakukan pengecekan latar belakang calon karyawan, insiden tersebut dapat dicegah.

Semua informasi dalam CV yang diklaim oleh kandidat belum tentu sesuai dengan kenyataan. Bahkan, beberapa studi menyatakan bahwa lebih dari 50% karyawan yang disurvei pernah ‘mempercantik’ resume. Oleh karena itu, perusahaan perlu bersikap skeptis dengan memverifikasi semua informasi pada CV kandidat, termasuk kartu tanda identitas, ijazah, pengalaman kerja, dan sebagainya.

Dalam kasus penipuan tersebut, setelah dilakukan investigasi oleh pihak berwajib, baru ditemukan fakta bahwa pelaku memiliki catatan kriminal. Kasus ini sebenarnya dapat dicegah apabila dilakukan verifikasi terhadap catatan kriminal kandidat sebelum merekrutnya. Bahkan, untuk perusahaan dan jabatan tertentu, screening calon karyawan juga mencakup Politically Exposed Persons check, drug testing dan credit check.

Integrity Asia telah dipercaya oleh klien kami dari berbagai latar belakang bisnis selama lebih dari dua dekade untuk melakukan employment background screening dan menyediakan laporan analisis yang komprehensif. Dengan memiliki seluruh fakta-fakta di tangan, perusahaan Anda akan lebih siap dalam membuat keputusan yang tepat dalam mempekerjakan karyawan. Untuk informasi lebih detail tentang employment background screening dan layanan kepatuhan lainnya, kontak kami hari ini.

 


Image by Gerd Altmann from Pixabay

Bagikan artikel


ANGGOTA DARI

KANTOR PUSAT

ALAMAT

Jl. RS. Fatmawati Raya No. 57-B, Cilandak Barat, Jakarta 12430, Indonesia

TELEPON

SUREL

BERLANGGANAN BULETIN

Dapatkan perkembangan berita dan wawasan industri

    REFERAL KAMI

    Hak Cipta – INTEGRITY – Hak Cipta Dilindungi Undang-undang © 2023 – Kebijakan Privasi | Persyaratan Layanan| Content Protection by DMCA.com