Menghadapi Ancaman Pemalsuan pada Industri Kosmetik
Penjualan kosmetik sedang meningkat, dengan pertumbuhan industri sebesar 5% pada 2018. Pada 2024, industri kosmetik diperkirakan akan bernilai $863 miliar. Karenanya, kosmetik dipandang sebagai peluang yang memikat bagi para pemalsu yang ingin mengeksploitasi permintaan konsumen. Pada 2017, US menyita kosmetik palsu dengan persentase 6,5% dan kerugian mencapai $69 juta.
Kerugian yang ditimbulkan
Selain menimbulkan kerugian, kosmetik palsu juga dapat membahayakan konsumen karena kosmetik palsu tidak melakukan uji laboratorium dalam proses produksinya. Selain itu, Kosmetik palsu sering diproduksi dalam kondisi tidak bersih di mana bakteri berkembang. Kosmetik yang sering disita biasanya mengandung bahan-bahan beracun seperti sianida, arsenik, timbal, merkuri dan dalam beberapa kasus, bahkan kotoran tikus. Bahan-bahan berbahaya ini akan menyebabkan iritasi kulit, ruam atau infeksi, dan banyak yang terkait dengan risiko kanker yang lebih tinggi.
Tentu saja, pemalsuan merugikan brand kosmetik asli karena konsumen akan menganggap brand tersebut membahayakan akibat efek fisik yang diterima oleh konsumen setelah memakainya, tanpa mengetahui bahwa brand tersebut palsu.
Risiko pemalsuan pada platform daring
Dahulu, banyak merek kosmetik besar menggunakan investigasi offline dan melakukan penggerebekan fisik atau secara langsung untuk mencegah penjualan kosmetik palsu di toko-toko maupun pusat perbelanjaan. Namun, dengan berkembangnya penjualan secara daring, maka pelaku pun ikut memasarkan kosmetik palsu di platform-platform daring. Mereka mencuri foto produk asli lalu mengunggah ulang di laman mereka dan membuat testimoni palsu yang menipu konsumen.
Luasnya platform daring membuat kosmetik palsu lebih sulit untuk dilacak karena konsumen tidak melihat barang fisik secara langsung, sehingga pemalsu “bermain” dengan kata-kata promosi yang menarik konsumen, ditambah foto produk yang dicuri dari merek kosmetik asli semakin menambah kepercayaan konsumen.
Apa yang harus dilakukan?
Memberi edukasi kepada konsumen tentang ciri-ciri produk palsu, bahaya pemakaian produk palsu, dan lainnya memang merupakan salah satu strategi untuk menghindari ancaman pemalsuan. Tetapi, hal itu tidaklah cukup. Hal utama yang harus dilakukan oleh perusahaan agar tidak semakin merugi akibat pemalsuan kosmetik adalah mendaftarkan merek dagang, sehingga hak cipta perusahaan sebagai kekayaan intelektual dapat dilindungi. Jika ada pemalsuan merek, maka perusahaan bisa melaporkannya ke pihak yang berwajib.
Namun, seperti yang telah dijelaskan di atas, pemalsuan di platform daring sulit untuk dideteksi. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan pihak ketiga untuk membantu dalam memutus peredaran produk palsu. Integrity Indonesia sebagai perusahaan yang bergerak di bidang kepatuhan selama lebih dari satu dekade, dengan investigator yang terpercaya dan berpengalaman menyediakan layanan investigasi merek dagang dan survei inspeksi pasar, baik secara offline maupun online. Jangan ragu menghubungi kami untuk informasi lebih lanjut.
Ditulis oleh: Aqilla
Image by Ichigo121212 from Pixabay