‘Bad Education’, Skandal Fraud Dalam Institusi Pendidikan
Fraud dapat terjadi di organisasi manapun, termasuk institusi pendidikan. Jika Anda ingin mengetahui seberapa buruk skandal fraud dalam sebuah institusi pendidikan, ‘Bad Education’ dapat memberikan gambaran yang mendekati kenyataan. ‘Bad Education’ adalah film yang buat berdasarkan kisah nyata dari salah satu skandal fraud terbesar dalam sejarah Amerika.
Film yang pertama kali ditayangkan oleh HBO pada tanggal 26 April, dibintangi aktor Hugh Jackman sebagai Frank Tassone, pengawas Sekolah Tinggi Roslyn di Long Island, New York. Tassone digambarkan sebagai seorang pendidik yang berdedikasi, teladan, dan berempati dengan siswa. Dia bahkan menghafal nama-nama siswa satu per satu. Namun, siapa yang mengira bahwa di balik penampilannya yang baik sebagai warga negara yang tanpa cacat dan patuh hukum, Tassone telah menggelapkan sejumlah besar uang pembayar pajak.
Tiga elemen fraud
Berkolusi dengan si tangan kanan, Pam Gluckin, yang diperankan oleh Allison Janney, Tassone menyalahgunakan pembayar pajak untuk membiayai kehidupan mewahnya selama bertahun-tahun. Celah dalam sistem sekolah memberikannya peluang untuk membuat kehidupan yang selalu diimpikannya.
Penggelapan adalah sebuah tindakan kriminal dengan alasan apa pun. Namun, bagi pelaku fraud, tindakan kriminal adalah sesuatu yang dapat dibenarkan. Tassone merasa bahwa jutaan dolar yang ia ambil dari sekolah sepadan dengan semua upaya yang telah ia lakukan untuk menaikkan peringkat sekolah dan membawa para siswa ke universitas terbaik.
Film, yang disutradarai oleh Cory Finley, berhasil menyajikan gambaran bagaimana konsep ‘fraud triangle’ – motivasi, peluang dan rasionalisasi, hadir dalam skandal yang mengguncang sistem pendidikan sekolah di Amerika Serikat pada awal 2000-an.
Pelajaran yang bisa dipetik
Tidak ada tindakan kriminal yang tanpa korban. Lebih dari 11 juta dolar AS uang pembayar pajak yang seharusnya untuk siswa, akhirnya masuk ke kantong pribadi. Tidak hanya para siswa yang dirugikan, tetapi reputasi institusi.
Kolusi antara seorang pemimpin dan tangan kanannya, Tassone dan Gluckin, telah menunjukkan integritas yang buruk di puncak lembaga. Buruknya integritas dalam sistem sekolah juga ditunjukkan oleh kurangnya kontrol internal, seperti tidak adanya pemisahan tugas dalam pekerjaan keuangan. Gluckin sebagai tangan kanan Tassone adalah individu yang bertanggung jawab untuk pembelian sekaligus mencatat transaksi. Karena itu, ia dapat dengan mudah memanipulasi catatan transaksi.
Selain itu, tindakan kriminal mereka tidak terdeteksi selama bertahun-tahun karena tidak adanya alat pendeteksi penipuan, seperti sistem whistleblowing. Tassone mengintimidasi pelapor, seorang akuntan dan seorang siswa, untuk tidak mengungkapkan atau melaporkan temuan mereka.
‘Bad Education’ membuka mata masyarakat tentang ironi bagaimana institusi pendidikan, yang sangat diharapkan menjunjung tinggi etika, tidak bisa lepas dari integritas yang buruk. Film ini mengajarkan kepada kita, sebagai lembaga pendidikan, bahwa menerapkan upaya mitigasi risiko dalam sistem sambil mempromosikan integritas, mulai dari tingkat paling atas, sangat penting.
Photo: https://www.youtube.com/watch?v=ZVffM3OZkH8