Perlukah Perusahaan Beri Insentif Finansial Untuk Whistleblower?
Pada 1 April 2019, Penasihat Keamanan Gedung Putih Tricia Newbold mengungkapkan adanya pelanggaran berat dalam pengurusan izin keamanan terhadap sejumlah staf Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Seperti diberitakan oleh AFP dan Sky News, penolakan pemberian izin untuk mengakses dokumen rahasia itu berkaitan dengan konflik kepentingan, latar belakang pribadi, hingga keterlibatan dengan negara lain.
Kasus tersebut menunjukkan bahwa peran Newbold sebagai whistleblower sangat penting dalam mengungkap sebuah pelanggaran. Dilansir dari nejm.org, 90% kasus fraud dalam bidang kesehatan dilaporkan dengan tindakan “qui-tam”, yaitu whistleblower yang melaporkan langsung kasus fraud ke pengadilan. Adanya whistleblower dengan tindakan “qui-tam”, pelaporan kasus fraud bisa memulihkan finansial perusahaan dengan total $ 9 miliar dari tahun 1996 hingga 2005.
Motivasi whistleblower
Banyaknya whistleblower yang melaporkan kasus fraud dimotivasi oleh adanya rasa tanggung jawab dalam menyelamatkan integritas perusahaan. Tetapi, risiko yang diterima oleh whistleblower pun cukup tinggi. Menurut sebuah penelitian yang berjudul “Whistle-Blowers’ Experiences in Fraud Litigation against Pharmaceutical Companies”, sebanyak 82% whistleblower dari kasus-kasus fraud mengalami tindakan yang tak menyenangkan, termasuk dipecat, ditekan hingga mengundurkan diri, atau dimutasikan. Bahkan dalam kasus tertentu hingga melibatkan anggota keluarga.
Dengan tingkat risiko yang tinggi tersebut, beberapa perusahaan menawarkan insentif finansial bagi para whistleblower yang melaporkan kasus fraud. Tetapi, apakah insentif tersebut sebanding dengan risiko yang diterima?
Insentif atau perlindungan?
Berdasarkan penelitian di atas, insentif finansial tidak meminimalisir risiko whistleblower dari perlakuan yang tidak menyenangkan yang dapat menyebabkan orang-orang enggan untuk melaporkan kasus fraud dalam suatu perusahaan. Hasil penelitian menyarankan agar perusahaan fokus pada aspek perlindungan kepada whistleblower dengan berkomitmen menerapkan kebijakan whistleblowing yang memberikan rasa aman dan menjaga kerahasiaan identitasnya.
Integrity Indonesia sebagai perusahaan yang telah lebih dari tujuh belas tahun bekerja di bidang kepatuhan memiliki pengalaman luas dalam menyediakan layanan whistleblowing untuk klien dari berbagai latar belakang bisnis. Melalui Canary Whistleblowing System, Integrity menghadirkan kombinasi beberapa saluran pelaporan yang terpusat pada aplikasi situs web sehingga meningkatkan aksesibilitas klien kami ke laporan, sambil tetap memastikan anonimitas pelapor. Untuk informasi lebih lanjut tentang Canary Whistelsblowing System jangan ragu untuk menghubungi kami.
Baca Juga:
Wujudkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Dengan Sistem Whistleblowing
Sistem Whistleblowing dalam Pencegahan Fraud Laporan Keuangan
Whistleblowing: 5 Langkah yang Perusahaan Perlu Lakukan Untuk Kurangi Rasa Takut Whistleblower
Writer: Aqilla Nasyia