Waspadai 3 Potensi Perilaku Melanggar Kepatuhan Karena Krisis Pandemi
Disrupsi dalam dunia bisnis akibat pandemi telah membuat banyak perusahaan di seluruh dunia menjadi jauh lebih rentan terhadap fraud daripada sebelumnya. Melambatnya roda bisnis global telah memaksa banyak perusahaan tutup. Sedangkan yang beruntung masih dapat bertahan harus memotong pengeluaran mereka agar dapat beroperasi lebih efisien dan menerapkan kebijakan kerja jarak jauh untuk karyawan mereka.
Namun, anggaran yang ketat dan kontrol yang longgar dapat mendorong seseorang untuk menerapkan perilaku yang melanggar kepatuhan demi memenuhi target bisnis atau demi mendapatkan keuntungan pribadi. Perilaku yang melanggar kepatuhan berpotensi menyebabkan fraud. Inilah setidaknya tiga potensi perilaku yang melanggar kepatuhan selama masa pandemi yang harus diantisipasi oleh perusahaan.
1. Melewatkan due diligence
Sebuah survei yang dilakukan oleh tim Rantai Pasokan dan Teknologi Otomotif di IHS Markit menyoroti bahwa sepertiga pemasok melaporkan efek sedang hingga berat karena krisis pandemi. Dari survei tersebut, kita bisa mendapatkan gambaran besar tentang bagaimana pandemi itu memengaruhi pemasok lain hampir di semua industri.
Adanya pemasok pihak ketiga yang terdampak memaksa perusahaan yang selamat untuk dengan cepat mencari pihak ketiga alternatif, dengan pilihan yang terbatas adanya. Keterbatasan pilihan inilah yang berpotensi mendorong perusahaan untuk tidak melakukan due diligence terhadap calon pemasok pihak ketiga. Dengan ketiadaan due diligence, pencarian alternatif ini berpotensi menjadi area yang rentan terhadap risiko fraud, seperti kickbacks, gratifikasi, dan penipuan.
2. Penyuapan
Beberapa orang melihat krisis ini sebagai peluang untuk mendapatkan keuntungan untuk kepentingan pribadi mereka sendiri. Organisasi amal dan perusahaan dengan program amal berpotensi terekspos oleh fraud seperti penyuapan. Salah satu contohnya adalah seorang individu di perusahaan dapat menyalahgunakan kekuasaan mereka dengan memberikan sumbangan kepada organisasi tertentu sebagai bentuk imbal balik untuk kontrak kemitraan.
3. Pemalsuan catatan/laporan keuangan
Kontrol internal yang cenderung lengah selama krisis adalah kesempatan bagi seseorang untuk menyembunyikan tindakan korup mereka. Mereka mungkin melihat krisis sebagai waktu yang tepat untuk menggelapkan atau mengorupsi perusahaan dan membuat laporan keuangan palsu untuk menyembunyikan kejahatan mereka tersebut. Atau, karena tekanan bisnis global yang ekstrem, seorang karyawan tingkat eksekutif dapat memalsukan laporan keuangan demi menyembunyikan keadaan keuangan perusahaan yang buruk karena target bisnis yang tidak tercapai.
Pertahankan kepatuhan perusahaan Anda
Karena fraud tidak mendiskriminasi dan kapanpun dapat terjadi, terlebih di masa krisis, maka penting bagi perusahaan untuk siap dan diperlengkapi dengan rencana pencegahan yang tangguh yang juga akan memastikan kepatuhan perusahaan terhadap hukum. Integrity Indonesia sebagai perusahaan yang telah lebih dari tujuh belas tahun bekerja di bidang kepatuhan memberikan solusi yang efisien untuk memastikan tata kelola perusahaan yang baik dan kepastian bisnis. Kami juga menyediakan layanan untuk meningkatkan deteksi fraud di perusahaan Anda dan investigasi pelanggaran. Kami menyediakan keahlian dan teknologi untuk membantu perusahaan Anda dengan persyaratan kepatuhannya. Untuk informasi lebih lanjut tentang layanan kepatuhan kami, hubungi kami hari ini!
Baca Juga:
Pertahankan Kepatuhan Dengan Due Diligence Online
Pencegahan Fraud: Ketahui Dengan Siapa Anda Berbisnis
Pengendalian Internal: 3 Keterbatasan yang Perlu Perusahaan Anda Antisipasi
Photo by Chris Leipelt on Unsplash