Pelajaran berharga dari sebuah perusahaan yang melewatkan background check
Selalu ada pelajaran yang bisa diambil dari sebuah kasus fraud, termasuk sebuah kasus yang pernah ditangani oleh Prabhat Kumar, seorang investigator dan akuntan forensik dengan 18 tahun pengalaman. Dalam buku berjudul Internet Fraud Case Book, Kumar menulis tentang kisah seorang karyawan perusahaan konstruksi berbasis di Hongkong yang mencuri keuntungan dari perusahaan dan nyaris menghancurkan perusahaan tersebut. Apa yang bisa ambil pelajaran dari kisah tersebut?
Bagaimana fraud terjadi
Semua dimulai ketika kepala operasional perusahaan, Albert Watanabe bertemu dengan Alex Gomez yang menyampaikan sebuah presentasi di sebuah acara seminar internasional. Albert terkesan dengan presentasi Alex. Tak disangka Alex memiliki keterampilan dan pengalaman seperti yang diharapkan oleh Albert bisa mengisi sebuah posisi di perusahaannya. Singkat cerita, Albert amat merekomendasikan Alex untuk posisi direktur di kantor Malaysia dan mendapatkan persetujuan dari kantor pusat Hongkong dengan background check yang ditunda.
Dalam beberapa bulan, Alex menunjukkan keterampilan yang mumpuni dalam menangani klien dan anak buahnya dan menunjukkan kreativitas yang dibutuhkan untuk desain struktural. Albert tidak merasa benar untuk melakukan background check terhadap seseorang yang menunjukkan talenta dan prestasi seperti itu.
Alex kemudian merekrutnya secara permanen. Segalanya berjalan baik hingga suatu hari Rayan, anak buah Alex, menemukan sebuah keanehan terkait seorang klien. Salah satu kebijakan perusahaan adalah hanya menerima permintaan dari kontraktor atau builders. Klien tersebut bukan kontraktor maupun builders karena ia hanyalah seorang individu yang meminta sebuah desain baru untuk menyelesaikan renovasi rumahnya. Sadar bahwa penemuannya dapat membahayakan perusahaan, Rayan memberanikan diri untuk melaporkan penemuan tersebut kepada Albert. Bagi Albert laporan tersebut sulit dipercaya, tapi ia tak bisa mengabaikannya. Lalu, sebuah investigasi internal pun digelar, termasuk komputer forensik dan investigasi berbasi internet.
Penemuan lainnya
Setelah ribuan jam investigasi ditemukan fakta-fakta bahwa fraud dilakukan oleh Alex. Salah satu fakta yang ditemukan yaitu penagihan terhadap para klien dikirim melalui akun Gmail pribadi Alex, namun pembayaran diterima atas nama perusahaan.
Setidaknya ada 37 orang klien yang ditangani oleh Alex dalam kurun waktu 41 bulan dan ia menambahkan awalan kode GMZ untuk setiap nama klien. Hanya saja kode tersebut tidak muncul dalam buku perusahaan. Alex juga mengirimkan email pemberitahuan kepada klien-klien tersebut untuk melakukan pembayaran ke nomor rekening tertentu.
Pelajaran yang bisa dipetik dari background check
Background check merupakan garda terdepan dalam melawan fraud. Albert terkesima dengan keterampilan Alex hingga ia melewatkan proses background check terhadap Alex. Di kemudian hari Albert menemukan fakta bahwa Alex dipaksa mengundurkan diri dari kantor lamanya lantaran terlibat kasus penyuapan.
Seandainya Albert melakukan background check terhadap Alex, ia tidak akan mempekerjakan Alex dan insiden fraud ini tidak akan terjadi.
Integrity dipercaya oleh para klien sebagai penyedia solusi mitigasi, termasuk background screening, selama lebih dari tujuh belas tahun. Apabila perusahaan Anda membutuhkan informasi lebih detail tentang background screening, jangan ragu untuk menghubungi kami.
Baca Juga:
Begini Cara Background Screening Menyaring Kandidat yang Tepat