Implementasi AI dan blockchain untuk lawan peredaran obat palsu
Menjual obat palsu adalah bisnis menggiurkan yang didorong oleh menjamurnya sumber obat murah dari apotek online. Organisasi Pabean Dunia memperkirakan pasar obat palsu tahunan sebesar 220 miliar dolar AS.
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) omzet yang dihasilkan melalui penyalahgunaan obat adalah sekitar 2miliar dolar AS. Sebanyak 10-15% dari total obat palsu diperdagangkan melalui internet, pasar gelap, dan pada pasien sebagai resep obat-obatan.
Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP) pada tahun 2016, bisnis obat palsu di Indonesia mencakup 25% dari bisnis obat Indonesia yang nilainya mencapai 2 miliar dolar AS.
Era tanpa batas seperti saat ini makin memudahkan para pelaku memalsukan dan mendistribusikan obat-obatan tersebut. Namun, teknologi juga semakin canggih untuk memperkecil ruang gerak peredaran obat-obatan palsu.
Seperti kolaborasi yang dilakukan oleh FarmaTrust,perusahaan terdepan dalam keamanan rantai pasok farmasi, dan Systech, perusahaan terdepan dalam teknologi perlindungan merek dan otentikasi produk.
Kolaborasi ini menawarkan solusi revolusioner berbasis blockchain dan AI (artificial intelligence) untuk mendukung produk obat-obatan yang terjamin keaslian dan keamanannya mulai dari produksi hingga distribusi ke tangan pasien.
Menurut Ara Ohanian, CEO Systech seperti dikutip dari PR Newswire, dengan menggabungkan teknologi blockchain dan solusi AI FarmaTrust dengan teknologi e-Fingerprint terpercaya milik Systech, mereka telah menciptakan solusi yang mudah untuk menjamin keamanan dan otentikasi rantai pasokan farmasi. Menurut Raja Sharif, CEO FarmaTrust, kolaborasi ini satu-satunya solusi non-aditif yang dapat menjamin keaslian produk sepanjang rantai pasok.
Pada dasarnya, teknologi berbasis AI dirancang untuk mengenali dan mendeteksi pola/karakter tertentu dari produk obat-obatan yang asli. Adapun, teknologi blockchain yang sifatnya terdesentralisasi dan tak bisa dimanipulasi memungkinkan konsumen di sepanjang rantai pasok mengetahui rekam jejak tiap produk obat-obatan asli mulai dari lantai produksi hingga ke end-user. Hanya produk obat asli yang bisa diverifikasi sumber produksinya. Data klinis obat-obatan yang tersimpan dalam blockchain aman dari manipulasi.
Teknologi berbasis blockchain dan AI sangat membantu perusahaan-perusahaan farmasi berkolaborasi dengan berbagai pihak yang berkepentingan dalam memerangi peredaran obat-obatan palsu.