Psikologi Kecurangan: 3 Elemen yang Selalu Hadir Dalam Setiap Kasus Kecurangan

Psikologi Kecurangan: 3 Elemen yang Selalu Hadir Dalam Setiap Kasus Kecurangan

Kerap kali kita dibuat terkejut oleh pelaku kecurangan. Siapa sangka kolega atau mitra kerja yang selama ini bersikap baik, bisa dipercaya, tak memiliki catatan kriminal, ternyata bisa melakukan sebuah kecurangan yang merugikan banyak pihak. Pertanyaan yang kemudian muncul “apa yang menjadi motivasinya?”.

Berdekade lamanya para akuntan forensik dan pemeriksa kecurangan (fraud examiners) mempertanyakan pertanyaan serupa. Selama bertahun-tahun pula para peneliti melakukan banyak studi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang perilaku curang. Lalu pada tahun 1950an seorang kriminolog dan sosiologis, Donald R Cressey mengembangkan sebuah konsep ternama yang disebut ‘the triangle fraud’

Konsep ini menjelaskan tiga elemen yang selalu hadir dalam setiap kasus kecurangan: motivasi, peluang dan rasionalisasi.

 

1. Motivasi

Selalu ada dorongan ‘kebutuhan’ yang membuat para pelaku memutuskan berbuat curang. Bisa karena himpitan keuangan, ingin bergaya hidup mewah, atau utang. Motivasi tak selalu berupa materi. Ketergantungan obat-obatan terlarang atau tekanan yang tinggi terhadap performa kerja hingga harus menutupi kurangnya performa kerja seseorang bisa menjadi motivasi.

 

2. Peluang

Di mana ada kebutuhan, para pelaku kecurangan selalu mencari peluang untuk melaksanakan niatnya. Kantor atau tempat kerja menjadi selalu menjadi target dan tempat paling memungkinkan para pelaku kecurangan melakukan aksinya. Tak hanya kecurangan berupa nominal, tapi juga bisa pencurian data berharga yang bisa mereka jual.

 

3. Rasionalisasi

Perbuatan yang salah sedikit banyak pasti membuat nurani terganggu. Para pelaku kecurangan merasakannya dan agar merasa lebih baik mereka membuat pembenaran pada diri mereka bahwa yang mereka lakukan adalah hal yang pantas. Contohnya, “Saya kan hanya mengambil sedikit, perusahaan sebesar ini tak akan merugi”, “Sekali ini saja kok”, “Saya berhak melakukan ini karena saya seharusnya mendapatkan hak saya”.

 

Kecurangan menjadi sumber penghambat kemajuan perusahaan. Dengan mempelajari konsep ‘triangle fraud’, perusahaan bisa melakukan pencegahan kecurangan, misalnya menciptakan sistem yang membatasi akses terhadap area-area fungsional perusahaan dan membangun kultur anti kecurangan.

 

 

Sumber:

https://www.spamlaws.com/psy-frauds.html

 

 

Bagikan artikel


ANGGOTA DARI

KANTOR PUSAT

ALAMAT

Jl. RS. Fatmawati Raya No. 57-B, Cilandak Barat, Jakarta 12430, Indonesia

TELEPON

SUREL

BERLANGGANAN BULETIN

Dapatkan perkembangan berita dan wawasan industri

    REFERAL KAMI

    Hak Cipta – INTEGRITY – Hak Cipta Dilindungi Undang-undang © 2023 – Kebijakan Privasi | Persyaratan Layanan| Content Protection by DMCA.com