Netflix Sukses Terapkan Kebijakan ‘Liburan tanpa batas’, Ini yang Perlu Perusahaan Anda Ketahui
Kebijakan ‘liburan tanpa batas’ (unlimited vacation) mungkin masih amat sedikit diadopsi oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. Tapi, di luar negeri terutama perusahaan startup, kebijakan ini menjadi sebuah terobosan untuk menarik minat dan meretensi karyawan di tengah sengitnya ‘war talent’ dan kurangnya tenaga kerja berketerampilan. Netflix adalah salah satu perusahaan yang menawarkan kebijakan ini untuk para karyawannya.
Dari sudut pandang karyawan, kebijakan seperti ini tentu menarik. Perusahaan umumnya hanya memberlakukan jatah cuti 14 hari dalam setahun, namun Netflix membolehkan karyawannya cuti kapan pun dan berapa lama pun.
Hasil studi SHRM cukup menarik karena menunjukkan pelonggaran aturan seputar liburan justru bisa meningkatkan produktivitas. Memberikan karyawan tanggung jawab terhadap jatah cuti dibayarkan bisa meningkatkan kepercayaan dan rasa hormat karyawan terhadap perusahaan. Selain itu kebijakan ini juga bisa menghemat pengeluaran perusahaan. Perusahaan memiliki kewajiban untuk mengganti jatah cuti yang belum diambil karyawan dengan sejumlah uang. Jika mengaplikasikan kebijakan ini, perusahaan tak perlu membayar kompensasi tersebut.
Meskipun terbukti ‘liburan tanpa batas’ memiliki keuntungan untuk karyawan dan perusahaan, tapi dari sisi HRD kebijakan semacam ini terlihat rawan disalahgunakan dan tetap berpotensi merugikan perusahaan. Lalu bagaimana Netflix bisa menjadikan kebijakan ini sebuah daya tarik tanpa merugikan perusahaan?
Perusahaan apa yang menerapkan kebijakan ini?
Pertama-tama, kita perlu mengetahui karakter perusahaan seperti apa yang cenderung menerapkan kebijakan ini. Satu kebijakan belum tentu bisa diaplikasikan untuk semua perusahaan. Menurut HRM (Human Resource Management), meskipun ‘liburan tanpa batas’ menjadi topik hangat, tapi baru satu persen perusahaan yang mengadopsi kebijakan ini. Perusahaan-perusahaan tersebut umumnya tech startup yang membutuhkan talent, sangat ingin menarik karyawan millenial, dan terbuka dengan pendekatan operasional yang jauh dari kesan tradisional.
Kebijakan ‘liburan tanpa batas’ bisa dipertimbangkan apabila perusahaan Anda:
- Memiliki karyawan muda yang memprioritaskan kebebasan dan otonomi
- Memiliki kultur perusahaan yang sehat dan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap karyawan
- Karyawan memahami dengan jelas target yang harus diperoleh
- Perusahaan memiliki sistem pengkuran untuk menentukan kesenjangan pengetahuan dan memberikan penghargaan terhadap karyawan yang meningkatkan keterampilan mereka.
- Semua karyawan berhak atas kebijakan ini (tak ada karyawan mendapat pengecualian)
Lalu, bagaimana cara Netflix mengaplikasikan kebijakan ini?
Kebijakan semacam ini memang rawan disalahgunakan dan Netflix berhasil mengaplikasikan kebijakan pada dasarnya karena ada budaya ‘trust’ yang kuat. Selain itu, tiga tips berikut diharapkan bisa membantu.
1. Rencanakan jauh hari
Walaupun perusahaan membebaskan karyawannya untuk berlibur, tapi jangan sampai kerja tim terhambat dan waktu liburan malah disibukkan dengan bekerja dari rumah. Untuk memastikan produktivitas tim bebas hambatan dan waktu liburan berkualitas, pastikan melakukan rencana cuti dari jauh hari. Ketidakhadiran salah seorang karyawan secara mendadak tentu memengaruhi produktivitas tim. Setidaknya, seorang karyawan harus memberi tahu timnya seminggu sebelum cuti jika ada pekerjaan yang harus diselesaikan.
2. Tetapkan ekspektasi yang jelas
Tetapkan ekspekstasi yang jelas, tapi tetap bersikap fleksibel dalam bekerja. Karyawan perlu menyadari bahwa meskipun salah satu di antara mereka berlibur, tim harus tetap produktif dan menyelesaikan pekerjaan. Untuk itu, bagi karyawan yang ingin berlibur bisa menyelesaikan pekerjaannya lebih awal, meminta rekan kerja untuk membantu bagian finishing atau yang lainnya. Yang terpenting setiap karyawan bertanggung jawab dan tetap memprioritaskan produktivitas tim.
3. Tahu seberapa cukup untuk berlibur
Meskipun secara teknis karyawan boleh mengambil cuti tanpa batas, tapi tentu perusahaan tak mengharapkan karyawannya mengambil cuti hingga 75% dari total hari kerja mereka. Ada baiknya karyawan mencari tahu berapa hari rata-rata karyawan mengambil cuti. Misalnya, mungkin karyawan di sebuah perusahaan rata-rata mengambil cuti total 3 minggu dalam setahun. Maka, ikutilah norma tersebut. Atau perusahaan bisa memberi tahu gambaran rata-ratanya supaya karyawan bisa memahami.
Sumber:
https://www.inc.com/craig-bloem/netflix-and-virgin-both-have-unlimited-vacation-po.html