Bagaimana Pre-Employment Screening Mendeteksi Kandidat yang Curang?

Bagaimana Pre-Employment Screening Mendeteksi Kandidat yang Curang?

Apa yang perusahaan Anda ketahui dari resume kandidat? Ada baiknya kita belajar dari kasus yang terjadi pada Yahoo tahun 2012 saat CEO Scott Thompson harus turun dari jabatannya karena ketahuan memalsukan informasi jenjang pendidikannya pada resume.

Faktanya, berdasarkan survei First Advantage, sebuah perusahaan global penyedia jasa analitik backgorund screening, tahun 2015 sebanyak 25% dari 2.882 kandidat pekerja di Amerika Serikat, Inggris Raya, dan Asia Pasifik mengakui melebih-lebihkan informasi pada resume mereka.

HireRight juga mencatat sebanyak 86% dari 3,028 perusahaan yang disurvei di kuartal ketiga pada 2013 mengakui menemukan adanya kebohongan pada resume kandidat pekerja.

Menurut The Society for Human Resources Managers (SHRM) menyertakan dengan sengaja informasi-informasi palsu, berlebihan, atau  penghilangan informasi relevan dalam sebuah resume sebagai upaya untuk menipu disebut resume fraud atau kecurangan resume.

 

Kecurangan apa saja pada resume?

Hasil survei AOL yang dilakukan secara online terhadap 18000 responden menemukan kecurangan-kecurangan dari resume yang kerap ditemukan:

  • Klaim gaji berlebihan (40%)
  • Job description tak akurat (33%)
  • Mengubah keterangan waktu bekerja (29%)
  • Referensi palsu (27%)
  • Kecurangan gelar pendidikan (21%)

Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk melakukan pre-employment screening untuk memastikan bahwa kandidat pegawai menyertakan informasi yang jujur dan sesuai dengan kualifikasi perusahaan.

 

Bagaimana pre-employment screening mengungkap kecurangan resume?

Berikut langkah-langkah pre-employment screening secara umum dalam mengungkap kecurangan resume:

  • Membaca dengan skeptis.Membaca resume, cover letter, dan dokumen-dokumen yang dilampirkan kandidat dengan skeptis.
  • Memverifikasi klaim kandidat atas pekerjaan sebelumnya. Mengontak perusahaan sebelumnya untuk memastikan keberadaan perusahaan yang diklaim bukan fiktif dan mengonfirmasi status kandidat di perusahaan sebelumnya terkait jabatan, gaji, dan job description.
  • Memverifikasi klaim kandidat terkait pendidikan. Cara untuk menghindari pemalsuan informasi pendidikan yaitu dengan mengontak atau mendatangi langsung institusi pendidikan yang diklaim oleh kandidat untuk memastikan keberadaan institusi tersebut dan ijazah yang diklaim kandidat sah.
  • Melakukan pengecekan online. Cek online history dan media sosial kandidat untuk memastikan online history kandidat sesuai dengan data-data pendukung yang ada pada resume dan tak terlibat isu-isu sensitif yang sekiranya berpotensi merugikan perusahaan.

 

 

Sumber:

https://www.shrm.org/ResourcesAndTools/hr-topics/talent-acquisition/Pages/lying-exaggerating-padding-resume.aspx

https://www.fadv.com/press-room/international-survey-exaggerated-to-get-hired.aspx

https://www.statisticbrain.com/resume-falsification-statistics/

http://www.safeguardcertify.com/blog/tag/human-resources/

 

 

Share this post


ANGGOTA DARI

KANTOR PUSAT

ALAMAT

Jl. RS. Fatmawati Raya No. 57-B, Cilandak Barat, Jakarta 12430, Indonesia

TELEPON

EMAIL

BERLANGGANAN NEWSLETTER

Dapatkan pembaruan dan penawaran terbaru

    REFERAL KAMI

    Copyright – INTEGRITY – All Rights Reserved © 2023 – Privacy Policy | Terms of Services | Content Protection by DMCA.com